Memahami Penyebab Utama Kerusakan Komputer/Laptop
Untuk mempermudah pemahaman penyebab kerusakan komputer/laptop kita akan pilahkan menurut dua hal pokok yang menyusun sebuah perangkat digital, termasuk komputer/laptop, yaitu faktor perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Untuk masalah hardware kita akan memandang dari sisi fisik komputer/laptop yang merupakan sebuah perangkat elektronik, sedangkan untuk masalah software kita akan sedikit mengupas dari sisi program serta data dalam komputer/laptop. Namun tetap perlu diperhatikan bahwa kedua hal ini saling berhubungan dan tidak terpisahkan, sebuah permasalahan di sisi hardware bisa berpengaruh terhadap sisi software, begitupula sebaliknya.
1. Kerusakan perangkat keras Komputer/laptop.
Sebagai sebuah perangkat elektronik, hardware komputer/laptop sebenarnya serupa dengan perangkat yang bekerja dengan listrik lainnya, seperti televisi, kipas angin, gadget dsb. Dan karena bekerja dengan menggunakan listrik, tentu saja sangat kondisi listrik sumberdaya mempunyai pengaruh yang besar terhadap komputer/laptop. Termasuk masalah listrik, hal yang berpengaruh terhadap kerusakan komputer/laptop adalah;
Kondisi listrik
Dalam bekerja, komputer/laptop merubah energi listrik dari catu daya rumah yang berarus bolak-balik (arus AC) bertegangan 220 Volt menjadi listrik arus searah (arus DC) dengan diturunkan menjadi beberapa tegangan kecil. Arus ini dibentuk sebagai pembawa sinyal digital yang menjadi dasar fungsi dari perangkat digital. Dari sini kita bisa melihat betapa kualitas listrik catu daya akan sangat mempengaruhi bekerjanya perangkat digital. Kualitas listrik yang buruk bisa karena tegangan catu daya listrik rumah yang terlalu tinggi, terlalu rendah ataupun tegangan yang tidak stabil. Bahkan bisa dikatakan, sebagian besar kerusakan hardware dalam perangkat digital selalu diawali oleh kondisi listrik yang tidak optimal.
Kondisi listrik yang tidak stabil dan optimal pada akhirnya menyebabkan komponen elektronik dalam perangkat digital harus bekerja berat menahan naik turunnya kondisi listrik. Selain itu, pada saat listrik tidak stabil sinyal digital yang terbentuk juga akan lebih sering mengalami kesalahan, dan pada akhirnya komponen harus mengulang pekerjaan agar sinyal dapat diproses sesuai dengan programnya. Beban kerja yang lebih berat karena kondisi listrik ini akan menurunkan daya tahan komponen dan riskan terhadap kerusakan komponen komputer/laptop.
Kondisi listrik yang tidak optimal bisa muncul dari banyak hal, mulai dari memang kualitas pasokan listrik dari PLN yang buruk akibat jaringan yang semrawut, beban trafo PLN yang terlalu besar atau kondisi lingkungan jaringan PLN (daerah industri dsb.). Hingga bisa juga karena kelistrikan di internal rumah yang kurang bagus, bisa karena kabel listrik yang tidak sesuai, sambungan-sambungan yang tidak sempurna, adanya peralatan yang rusak atau menganggu listrik dan sebagainya.
Dampak buruk kondisi listrik yang buruk ini juga akan semakin berlipat, karena pada saat komponen elektronik bekerja semakin berat maka panas yang ditimbulkannya juga semakin tinggi.
Suhu kerja yang tinggi (panas)
Sebagai konsekuensi, pada saat komponen elektronik bekerja juga akan menghasilkan panas. Dalam kondisi normal, kenaikan suhu karena bekerja ini telah diperhitungkan, sehingga telah dirancang untuk dapat diantisipasi, misalnya dengan menambahkan sistem pendingin komponen (kipas, metal pembuang panas, ventilasi sirkulasi udara, dsb.). Karena keadaan tertentu, kenaikan suhu komponen ini bisa melebihi kemampuan system antisipasi yang telah dipersiapkan. Suhu yang tinggi ini menyebabkan gangguan dalam proses bekerja, menurunkan daya tahan komponen dan meningkatkan resiko kerusakan.
Melonjaknya suhu kerja yang melebihi batas ini bisa disebabkan banyak hal, mulai dari kondisi listrik yang kurang baik yang mengakibatkan komponen elektronik harus bekerja lebih berat, hingga karena fungsi pendinginan yang tidak bekerja maksimal. Sistem pendinginan yang tidak maksimal bisa disebabkan oleh karena kipas pendingin mati atau patah, saluran pengalir panas yang mampet atau bocor, lubang ventilasi aliran udara yang tersumbat dan sebagainya. Terkadang tidak optimalnya pendinginan ini juga karena perlakuan pada perangkat yang kurang sesuai, misalnya bekerja di atas kasur yang empuk sehingga bagian bawah perangkat tidak mendapatkan ruang atau celah sirkulasi udara panas, meletakan benda-benda yang menutupi kelancaran lubang sirkulasi panas, juga membebani kerja perangkat hingga di luar batas.
Panas yang berlebihan juga bisa muncul pada saat bagian dalam perangkat sudah terlalu kotor dengan debu yang menghalangi sirkulasi terlepasnya panas dari komponen. Debu yang sudah terlalu banyak, selain menghalangi terlepasnya panas, juga bisa menyebabkan gangguan pada komponen karena korslet (arus pendek) karena komponen dalam perangkat elektronik modern banyak yang memiliki soket dan kaki-kaki yang rapat, kecil dan rumit. Resiko ini akan meningkat pada saat udara lembab, karena debu cenderung mengikat kelembaban sehingga lebih mudah menyebabkan korslet antar kaki-kaki komponen.
Goncangan
Perangkat digital, termasuk komputer dan laptop, tersusun dari banyak sekali komponen mikro elektronik (komponen elektronik yang sangat kecil) dan juga komponen-komponen terintegrasi (IC). Komponen-komponen ini melekat dan tertata dalam papan (board) yang memiliki jalur-jalur sebagai penghubung. Bahkan banyak perangkat memiliki beberapa board sirkuit yang saling terhubung menggunakan soket board maupun soket dengan kabel.
Pada umumnya seluruh susunan dalam perangkat komputer/laptop telah dirancang untuk dapat menahan goncangan yang mungkin terjadi. Namun ada kalanya terjadi goncangan yang melebihi batas, yang pada akhirnya mengendorkan terpasangnya soket-soket yang menghubungkan board ataupun modul didalamnya. Goncangan dan getaran yang berlebihan juga akan menyebabkan perlekatan komponen mikro elektronik dan IC serta komponen lain menjadi tidak sempurna. Soket-soket yang kendor dan yang terpasang tidak seksama, serta komponen-komponen yang perlekatannya tidak baik pada akhirnya mengganggu kinerja, mengurangi ketahanan serta meningkatkan resiko kerusakan komputer/laptop.
Secara khusus, kerentanan kerusakan karena goncangan ini semakin meningkat pada perangkat laptop. Dengan semakin beragamnya fungsi laptop dan semakin tingginya mobilitas pengguna, secara otomatis membuat laptop harus lebih sering menerima guncangan. Bisa kita bayangkan laptop yang dibawa kesana kemari dengan menggunakan kendaraan setiap hari, bahkan bertumpuk dengan buku-buku atau benda lainnya, tentunya sangat beresiko terhadap getaran dan goncangan.
Disamping kendornya soket-soket dan komponen dalam perangkat, goncangan dan getaran juga akan sangat beresiko terhadap komponen hardisk dalam komputer/laptop. Harddisk konvensional dalam komputer/laptop adalah salah satu komponen yang bekerja secara mekanik disamping kipas/kipas pendingin dan CD/DVD yang sudah jarang dipergunakan. Di dalam harddisk terdapat piringan yang berputar kencang saat bekerja, dan diatasnya melayang head pembaca yang bergerak membaca data elektromagnetik pada piringan. Hentakan yang cukup keras akan menyebabkan mata head menggesek piringan yang berputar yang tentu saja akan merusak piringan atau mata head pembaca yang sangat sensitif.
Disamping tiga hal di atas, perangkat keras komputer/laptop juga rentan terhadap beberapa hal umum lainnya, semisal kelembaban, basah atau terkena air yang tentu saja akan berakibat buruk. Juga layar display LED yang rawan pecah karena terantuk benda disekitar perangkat, atau juga tergores. Kerusakan pada soket luar karena tidak hati-hati dalam memasang atau melepasnya. Dengan mengetahui hal-hal yang bisa menyebabkan kinerja komputer/laptop tidak maksimal, menurunnya daya tahan hingga bisa menyebabkan kerusakan fatal, diharapkan kita dapat lebih memahami dan dapat memperlakukan perangkat komputer/laptop.
Untuk melanjutkan pada ulasan tentang kerusakan perangkat lunak komputer/laptop silahkan menyimak artikel berikutnya;
2. Kerusakan perangkat lunak Komputer/laptop.
Tidak ada komentar: